Lambar– Dalam kegiatan temu lapang dengan para petani kopi, anggota Komisi I DPR RI sekaligus Ketua Dewan Kopi (DEKOPI) Provinsi Lampung Drs Hi. Mukhlis Basri mengajak masyarakat khususnya petani kopi untuk meningkatkan rasa syukur karena masa panen kopi tahun ini terbilang maksimal.
Ia mengibaratkan ada hikmah di balik cobaan, meski ditengah Pandemi Covid-19, namun petani kopi di Lambar justru mendapat berkah dari allah SWT. Hal itu diungkapkannya saat berkesempatan ikut memetik buah kopi di kebun milik Hi. Safrudin salah satu petani di Pekon Kembahang, Kecamatan Batubrak. Dimana, buah kopi yang belum dipetik nampak berbunga kembali.
“Luar biasa, ini suatu berkah dari Allah SWT, buah kopi yang belum di petik, saat ini berbunga lagi. Kita harus bersyukur dan terus tekun dalam melakukan perawatan tanaman kopi insyallah hasilnya akan maksimal seperti saat ini ,”ujar Mukhlis.
Ia menungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir, produktivitas kopi tak terkecuali di Kecamatan Batubrak mengalami peningkatan yang luar biasa, hal itu diyakini seiring dengan meningkatnya pemahaman petani dalam melakukan perawatan tanaman.
“Dulu wilayah ini termasuk yang ketinggalan soal kopi, tapi kini sudah bagus sehingga sangat masuk akal jika jika dalam satu hektar dengan populasi tanaman sebanyak 2500 batang dapat menghasilkan 3- 4 ton/ hektar. Meskipun secara umum produktivitas kopi di lambar masih diangka 700 sampai satu Ton per hektar,”ungkapnya.
Untuk itu, dengan keunggulan petani kopi di wilayah tersebut, ia berharap dapat memotivasi petani kopi lainnya untuk bersedia belajar dalam melakukan pengolahan tanaman, karena apabila petani terus konsisten mejaga mutu dan kualitas biji kopi, maka akan menghasilkan harga yang berkelas.
Ditempat yang sama, Ketua KTNA Lambar Hi Agus Rosyid mengatakan, dari berbagai kegiatan pengkajian lahan yang dilakukan, pihaknya mengakui jika wilayah Kecamatan Batubrak menjadi jantung dari sektor pembudidayaan tanaman kopi di Lampung Barat.
“Memang isitilah kata leluhur, Kecamatan Batubrak ini jantungnya tanah dalam penanaman kopi, karena berada diatas lempengan yang sejalur dengan Kecamatan Suoh, sehingga petani kopi diuntungkan karena suhunya selalu hangat,”kata dia.
Selain itu, ia menambahkan bahwa mayoritas area perkebunan kopi di Batubrak juga memiliki struktur tanah yang datar sehingga sangat mendukung dalam kegiatan perawatan tanaman salah satunya pada pemupukan.
“Untuk jenis tanaman kopi yang di tanam di kebun pak Saprudin ini adalah jenis klon darmani, yang masuk sebagai salah satu jenis Kopi Robusta Liwa (Korola ). memang jenis ini banyak tersebar di beberapa kecamatan, tapi ketika di tanam di kecamatan batubrak memang memiliki citarasa yang berbeda, itulah keunggulan wilayah ini,” pungkasnya.(Rls)
Komentar