Lampung Barat-Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Pemkab Lambar) melalui Badan Litbang menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) literasi daerah Kabupaten Lambar tahun 2019 dengan tema ” Literasi Untuk Kesejahteraan Rakyat,” Selasa (12/02) di Kebun Raya Liwa.
Dibuka oleh Bunda Literasi Lambar Partinia Parosil Mabsus.
Dalam acara tersebut hadir Kepala Balitbang Tri Umaryani,SP.,M. Si, Sekretaris Dinas Perpustakaan, Kepala OPD, Camat, Peratin, dan Komunitas Ikatan Sarjana Perpustakaan.
Kepala Balitbang Tri Umaryani,SP.,M. Si dalam laporannya menyampaikan Balitbang berfungsi memberikan input kebijakan strategis, implementasi kebijakan strategis daerah sebagai kontrol dan fasilitator sehingga hari ini Litbang menginisisasi FGD pembahasan strategi dan pengkajian kebijakan strategis literasi daerah.
Di tempat yang sama dalam sambutan Bunda Literasi Partinia Parosil Mabsus menjelaskan bahwa “gerakan literasi berbasis kearifan lokal disamping sebagai upaya agar gerakan literasi lebih dinamis, variatif, dan menarik, juga untuk menunjukkan karakteristik khusus di sebuah daerah atau sekolah. Selain itu dalam rangka membentuk siswa yang disamping memiliki nasionalisme, juga mencintai budaya lokal,” ujar Partinia
Kemudian, pada Mei 2018 Lambar melounching kabupaten literasi sekaligus penyerahan bantuan mobil perpus keliling oleh perpusnas, serta sebagai pengembangan literasi berbasis kearifan lokal maka diluncurkan produk literasi berupa buku ”sepotong surga dikaki pesagi”.
Selanjutnya, bulan september 2018 Bupati Lambar mengeluarkan SK pembentukan tim Gerakan Literasi Daerah (GLD) pada saat yang bersamaan peluncuran pekon literasi di pekon padang tambak way tenong, saat ini sudah terbangun 30 titik lamban baca beguai jejama yang tersebar dibeberapa yang ada di Lambar,” ujar Partinia
Masih dengan Partinia, semua pihak dapat menggerakkan hati masyarakat agar datang ke lamban baca untuk membaca, karena Lambar adalah Kabupaten pertama menggerakkan literas. Kl
“Senam literasi harapannya dapat di galakkan di sekolah- sekolah, agar anak anak semangat dan rajin membaca di sekolahnya, dan di galakkan membaca serta mengunjungi pojok baca, melalui Focus Group Discussion (FGD) literasi yang kita gelar hari ini, diharapkan akan tumbuh gagasan-gagasan baru untuk mengembangkan literasi daerah jangan hanya fokus pada bacaan tekstual saja tapi kontekstualpun harus mampu diberikan kepada masyarakat terutama dalam konteks sosial politik dan kemasyarakatan.”terangnya
Terakhir, pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat.”tandasnya
Komentar