Pemprov Lampung Road Show Kampanyekan Stop Perkawinan Anak

Bandarlampung- Pemprov Lampung melaui Dinas Pemberdayaan Perempuan (PP) dan Perlindungan Anak (PA), menggelar road show di 3 kabupaten/kota untuk kampanyekan, stop perkawinan anak.

Kepala Dinas PP dan PA, Dewi Budi Utami mengungkapkan kampanye melibatkan 55 pelajar dari “Duta Perkawinan Anak”. Acara digelar di Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas dan di wilayah Bandar Lampung (SMPN 25, SMPN 4, dan SMAN 10), Lampung Selatan (SMPN 1 Natar dan SMK Tri Sukses Lampung Selatan) dan Pesawaran (SMPN 1 dan SMPN 19 Gedung Tataan).

Dalam pesan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo yang disampaikan Dewi Budi Utami, disebutkan perkawinan anak tidak hanya pelanggaran terhadap hak anak, tapi juga membawa dampak buruk baik fisik maupun psikis seperti kanker serviks, kanker payudara, ketidaksiapan mental juga kekerasan dalam rumah tangga.

“Masalah perkawinan anak terjadi karena beragam persoalan, mulai dari pergaulan bebas hingga karena faktor kemiskinan,” ujar Dewi saat pembukaan acara tersebut di Hotel Marcopolo, Senin (17/9/2018).

Kampanye ini, menurut Dewi, merupakan salah satu bentuk upaya Pemprov Lampung untuk melakukan pencegahan untuk memberikan pemahaman bahwa menikah pada usia anak memiliki risiko yang sangat tinggi. “Harapannya adalah melalui kampanye ini, tingkat perkawinan anak menurun,” ungkapnya.

Dewi menambahkan, komitmen Pemprov Lampung untuk menghentikan perkawinan anak terus dilakukan sebagai bentuk menjamin perlindungan anak yang dilakukan secara bersama yakni, pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha maupun media.

“Pemprov Lampung juga terus mendorong pembentukan kabupaten/kota layak anak, masyarakat dan pemerintah didorong untuk memenuhi seluruh hak anak mulai dari hak hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungan dan partisipasi,” kata Dewi.

Kampanye Stop Perkawinan Anak juga menghadirkan Akademisi Universitas Lampung dan Fasilitator Forum Anak Daerah yang memberikan pembekalan kepada para Duta Perkawinan Anak. (*)

banner 250250

Komentar