BPBD Lamtim : Hydran Sempat Normal Tapi Tak Maksimal, DPRD Geram, Polres Lidik Penyebabnya

Lampung Timur – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Timur mengungkapkan alat pemadam kebakaran (hydrant) tidak maksimal saat dioperasilan dalam musibah kebakaran di Pasar Wayjepara Selasa 24 Maret 2020 malam.

Kepala BPBD Lamtim, Mashur Sampurna Jaya, menyatakan, kebakaran ini menghanguskan 86 kios ukuran 2 x 2,5 meter, 14 kios ukuran 4 x 4 meter, 50 los ukuran 2 x 2 meter, 1 unit kantor satpam, 1 unit WC 4 pintu. Sumber api diduga berasal dari salah satu kios yang berada di belakang pos pasar yang berdampingan dengan ruangan pendorong mesin hydrant.

BPBD Lamtim menempatkan tiga orang petugas jaga (damkar) dimana satu orang bertugas di pasar, dan dua orang lainnya standby di rumah. Pada saat kejadian, petugas yang piket pada saat itu berupaya mengoperasikan hydrant yang ada di Pasar Wayjepara. Namun tidak berfungsi secara maksimal. Sedangkan api dengan cepat merembet dan membesar.

“Mesin Hydrant di Pasar Wayjepara yang merupakan salah satu dari lima hydrant yang ditempatkan di lima pasar Kabupaten Lamtim masih dalam proses perbaikan, mengingat mesin tersebut cukup lama tidak difungsikan. Melalui upaya perbaikan yang kami lakukan dalam waktu dua bulan terkahir ini, pada dasarnya mesin tersebut sudah mulai normal, hanya pada saat kejadian belum maksimal, dan di sisi lain faktor alam dan kondisi Pasar dengan bangunan yang sangat mudah terbakar menyebabkan api sulit dikendalikan oleh petugas,” kata Mashur Sampurna Jaya melalui pesan singkatnya, Rabu 25 Maret 2020.

Wakil DPRD Lamtim Akmal Fatoni sidak kebakaran Pasar Wayjepara, Rabu 25 Maret 2020. Kunjungan disertai Antonius (F-PDIP), Imam Muzaki (F-Golkar), M Zakwan dan Agus (F-Gerindra). Rombongan memeriksa lokasi kebakaran didampingi paguyuban pedagang.

Pedagang mengadukan ratusan kios ludes dilalap api. Upaya pemadaman gagal karena sarana penyemprot dengan air bertekanan atau hydrant tidak berfungsi sama sekali. Peralatan tersebut terdiri lima titik, namun tidak satupun tersedia air maupun kelengkapan selang.
Akmal Fatoni menyoroti terbengkalainya hydrant Pasar Wayjepara. Peralatan tersebut menyedot anggaran sekitar Rp800 juta, namun mubazir saat dibutuhkan.

“Dewan segera memanggil Dinas Pasar dan BPBD Lamtim untuk dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

Kebakaran Pasar Way Jepara sedang diselidiki kepolisian. Anggota DPRD Fraksi Gerindra M. Zakwan meminta pemangku kepentingan mengutamakan nasib pedagang. Dewan mendorong penyediaan lokasi dagang sementara dalam seminggu.

Kepastian lokasi sangat penting mengingat Ramadhan dan Idul Fitri sudah dekatKapolres Lamtim AKBP Wawan Setiawan meminta bantuan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Hasil identifikasi sementara mengungkap letupan api akibat korsleting listrik. Kepolisian melakukan sterilisasi dan pengamanan barang bukti dengan policeline.

Tim Puslabfor Polri baru mengidentifikasi kebakaran Pasar Way Jepara Kamis, 26 Maret 2020. Lokasi titik kebakaran sedang diselidiki Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis).
“Kalau dugaan kebakaran masih kami lidik,” ucapnya. (*)

banner 250250

Komentar